Indonesia, Jalan Kaki dan Jepang

 Untuk apa bersusah-susah jalan kaki ketika bisa mengandalkan kendaraan yang ada? Kita hanya perlu duduk, dan sampai di tujuan dengan sendirinya.

 

***

 

Di negara-negara lain di dunia, jalan kaki merupakan sebuah budaya tersendiri bagi penduduknya. Mereka terbiasa untuk tidak melulu bergantung kepada kendaraan. Misalnya di Jepang, dimana banyak penduduk yang berjalan kaki untuk bepergian. Untuk pergi ke sekolah atau stasiun, mayoritas penduduknya lebih memilih untuk berjalan kaki daripada naik kendaraan umum atau mobil pribadi. Sedikit sekali dari mereka yang bepergian menggunakan kendaraan pribadi. Bus dan kereta juga hanya digunakan untuk bepergian ke tempat yang jauh. Lain halnya dengan Indonesia, dimana penduduknya lebih memilih menggunakan kendaraan umum maupun pribadi, bahkan untuk jarak yang tidak terlalu jauh. Sebenarnya faktor apa yang membuat kebiasaan berjalan kaki ini sulit menjadi budaya kita?

Salah satu alasan adalah perbedaan antara budaya yang kita miliki dengan budaya mereka. Jika melihat Jepang, disana seluruh penduduk mulai dari usia muda sampai lanjut terbiasa berjalan kaki. Tapi, jangan samakan jalan kaki mereka dengan jalan kaki orang Indonesia kebanyakan. Jika dibandingkan, jalan kaki mereka sama seperti jalan cepat bagi orang Indonesia. Tidak hanya jalan kaki, orang Jepang pun terbiasa melakukan jogging. Mungkin itulah yang menyebabkan masyarakat Jepang terlihat bugar dan sehat. Bandingkan dengan kebiasaan orang Indonesia yang hampir seluruh masayarakatnya selalu menggunakan kendaraan – bahkan untuk perjalanan yang relatif dekat. Dan hasilnya, volume kendaraan bertumbuh makin cepat di jalan raya.

Faktor lainnya adalah fasilitas yang kurang memadai. Konteks fasilitas disini mengacu pada ketersediaan dan kelayakan trotoar. Sayangnya, masyarakat di Indonesia terlihat jarang sekali menggunakannya sehingga trotoar kerap digunakan untuk tempat berjualan para pedagang kaki lima, tempat parkir, atau pangkalan ojek. Kondisi trotoar sendiri juga tergolong tak layak. Kondisi trotoar berlubang, penuh sampah, digenangi air, sampai digunakan oleh motor-motor 

 

Jeffry Fauzan Kunar

Staf Divisi Penerbitan 2013/2014

@JeffryFauzan

Leave a comment